BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Berdasarkan
Undang-Undang (UU) nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah
nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) maka Pemerintah mengeluarkan Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional (Permendiknas) nomor 22
dan nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan
(SKL). Sedangkan standar lainnya ditetapkan melalui Permendiknas nomor 13, 16,
19, 20, 24 dan 41 Tahun 2007 tentang tenaga pendidik dan kependidikan,
pengelolaan, penilaian,sarana prasarana, dan proses.
SNP merupakan acuan dan pedoman dalam
mengembangkan kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Pemerintah
tidak lagi menetapkan kurikulum seperti kurikulum 1984, 1994 dan sebagainya.
Pemerintah hanya menetapkan SNP yang menjadi acuan sekolah dalam mengembangkan
kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) sesuai dengan karakteristik,
kebutuhan potensi peserta didik, masyarakat dan lingkungannya.
Pengembangan KTSP berdasarkan SNP
memerlukan langkah dan strategi yang harus dikaji berdasarkan analisis yang
cermat dan teliti. Analisis dilakukan terhadap tuntutan kompetensi yang
tertuang dalam rumusan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD);
analisis mengenai kebutuhan dan potensi peserta didik, masyarakat, dan
lingkungan; serta analisis peluang dan tantangan dalam memajukan pendidikan
pada masa yang akan datang dengan dinamika dan kompleksitas yang semakin
tinggi.
Penjabaran SK dan KD sebagai bagian dari
pengembangan KTSP dilakukan melalui pengembangan silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran. Silabus merupakan penjabaran lebih lanjut dari SK dan
KD menjadi indikator, kegiatan pembelajaran, materi pembelajaran dan penilaian.
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan
prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu KD yang
ditetapkan dalam SI dan telah dijabarkan dalam silabus.
Berdasarkan uraian di atas, maka
pengembangan indikator merupakan langkah strategis dalam peningkatan kualitas
pembelajaran di kelas dan pencapaian kompetensi peserta didik. Dengan demikian
diperlukan panduan pengembangan indikator yang dapat dijadikan pedoman bagi
guru dan sekolah dalam mengembangkan SK dan KD tiap mata pelajaran.
B.
Tujuan
Penyusunan panduan
ini bertujuan:
- memberikan pemahaman lebih luas kepada guru dalam mengembangkan indikator kompetensi berdasarkan tuntutan KD dan SK;
- memotivasi guru untuk mengembangkan kurikulum di tingkat sekolah guna mencapai kompetensi, minimal sesuai dengan SI dan SKL;
- mendorong pengembangan kurikulum lebih lanjut untuk mencapai kompetensi, melebihi SI dan SKL sehingga mutu pendidikan diharapkan meningkat;
- mendorong guru dan sekolah terus mengembangkan kurikulum melalui penyusunan dan pengembangan indikator yang digunakan sebagai acuan pembelajaran dan penilaian.
C.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup pengembangan indikator
mencakup pengertian dan fungsi indikator dalam KTSP, mekanisme, dan
implementasi dalam pengembangan instrumen penilaian.
BAB II
INDIKATOR DALAM
PENGEMBANGAN
KURIKULUM TINGKAT SATUAN
PENDIDIKAN
A.
Pengertian
Indikator merupakan penanda pencapaian KD
yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik
peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan
dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi.
Dalam mengembangkan indikator perlu
mempertimbangkan:
1.
tuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja
yang digunakan dalam KD;
2.
karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah;
3.
potensi dan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan
lingkungan/ daerah.
Dalam mengembangkan pembelajaran dan
penilaian, terdapat dua rumusan indikator, yaitu:
1.
Indikator pencapaian kompetensi yang dikenal sebagai
indikator;
2.
Indikator penilaian yang digunakan dalam menyusun
kisi-kisi dan menulis soal yang di kenal sebagai indikoator soal.
Indikator dirumuskan dalam bentuk kalimat
dengan menggunakan kata kerja operasional. Rumusan indikator sekurang-kurangnya
mencakup dua hal yaitu tingkat kompetensi dan materi yang menjadi media
pencapaian kompetensi.
B.
Fungsi Indikator
Indikator memiliki kedudukan yang sangat
strategis dalam mengembangkan pencapaian kompetensi berdasarkan SK-KD.
Indikator berfungsi sebagai berikut :
1.
Pedoman dalam mengembangkan materi pembelajaran
Pengembangan materi pembelajaran harus
sesuai dengan indikator yang dikembangkan. Indikator yang dirumuskan secara
cermat dapat memberikan arah dalam pengembangan materi pembelajaran yang
efektif sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, potensi dan kebutuhan
peserta didik, sekolah, serta lingkungan.
2.
Pedoman dalam mendesain kegiatan pembelajaran
Desain pembelajaran perlu dirancang secara
efektif agar kompetensi dapat dicapai secara maksimal. Pengembangan desain
pembelajaran hendaknya sesuai dengan indikator yang dikembangkan, karena
indikator dapat memberikan gambaran kegiatan pembelajaran yang efektif untuk
mencapai kompetensi. Indikator yang menuntut kompetensi dominan pada aspek
prosedural menunjukkan agar kegiatan pembelajaran dilakukan tidak dengan
strategi ekspositori melainkan lebih tepat dengan strategi discovery-inquiry.
3.
Pedoman dalam mengembangkan bahan ajar
Bahan ajar perlu dikembangkan oleh guru
guna menunjang pencapaian kompetensi peserta didik. Pemilihan bahan ajar yang
efektif harus sesuai tuntutan indikator sehingga dapat meningkatkan pencapaian
kompetensi secara maksimal.
4.
Pedoman dalam merancang dan melaksanakan penilaian hasil
belajar
Indikator menjadi pedoman dalam merancang,
melaksanakan, serta mengevaluasi hasil belajar, Rancangan penilaian memberikan
acuan dalam menentukan bentuk dan jenis penilaian, serta pengembangan indikator
penilaian. Pengembangan indikator penilaian harus mengacu pada indikator
pencapaian yang dikembangkan sesuai dengan tuntutan SK dan KD.
BAB III
MEKANISME PENGEMBANGAN
INDIKATOR
A.
Menganalisis Tingkat Kompetensi
dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi
Dasar
Langkah pertama pengembangan indikator
adalah menganalisis tingkat kompetensi dalam SK dan KD. Hal ini diperlukan
untuk memenuhi tuntutan minimal kompetensi yang dijadikan standar secara
nasional. Sekolah dapat mengembangkan indikator melebihi standar minimal
tersebut.
Tingkat kompetensi dapat dilihat melalui
kata kerja operasional yang digunakan dalam SK dan KD. Tingkat kompetensi dapat
diklasifikasi dalam tiga bagian, yaitu tingkat pengetahuan, tingkat proses, dan
tingkat penerapan. Kata kerja pada tingkat pengetahuan lebih rendah dari pada
tingkat proses maupun penerapan. Tingkat penerapan merupakan tuntutan
kompetensi paling tinggi yang diinginkan. Klasifikasi tingkat kompetensi
berdasarkan kata kerja yang digunakan disajikan dalam Tabel 1.
Tabel 1. Tingkat
Kompetensi Kata Kerja Operasional
No
|
Klasifikasi
Tingkat Kompetensi
|
Kata Kerja
Operasional yang Digunakan
|
1
|
Berhubungan dengan
mencari keterangan (dealing with retrieval)
|
1.
Mendeskripsikan
(describe)
2.
Menyebutkan
kembali (recall)
3.
Melengkapi (complete)
4.
Mendaftar (list)
5.
Mendefinisikan (define)
6.
Menghitung (count)
7.
Mengidentifikasi (identify)
8.
Menceritakan (recite)
9.
Menamai (name)
|
2
|
Memproses (processing)
|
1.
Mensintesis (synthesize)
2.
Mengelompokkan (group)
3.
Menjelaskan (explain)
4.
Mengorganisasikan (organize)
5.
Meneliti/melakukan
eksperimen (experiment)
6.
Menganalogikan (make
analogies)
7.
Mengurutkan (sequence)
8.
Mengkategorikan (categorize)
9.
Menganalisis (analyze)
10. Membandingkan (compare)
11. Mengklasifikasi (classify)
12. Menghubungkan (relate)
13. Membedakan (distinguish)
14. Mengungkapkan sebab (state causality)
|
3
|
Menerapkan dan mengevaluasi
|
1.
Menerapkan suatu prinsip (applying a
principle)
2.
Membuat model (model building)
3.
Mengevaluasi (evaluating)
4.
Merencanakan (planning)
5.
Memperhitungkan/meramalkan kemungkinan (extrapolating)
6.
Memprediksi (predicting)
7.
Menduga/Mengemukakan
pendapat/ mengambil kesimpulan (inferring)
8.
Meramalkan
kejadian alam/sesuatu (forecasting)
9.
Menggeneralisasikan
(generalizing)
10.
Mempertimbangkan
/memikirkan kemungkinan-kemungkinan (speculating)
11.
Membayangkan
/mengkhayalkan/ mengimajinasikan (Imagining)
12.
Merancang (designing)
13.
Menciptakan (creating)
14.
Menduga/membuat
dugaan/ kesimpulan awal (hypothezing)
|
Selain tingkat
kompetensi, penggunaan kata kerja menunjukan penekanan aspek yang diinginkan,
mencakup sikap, pengetahuan, serta keterampilan. Pengembangan indikator harus
mengakomodasi kompetensi sesuai tendensi yang digunakan SK dan KD. Jika aspek
keterampilan lebih menonjol, maka indikator yang dirumuskan harus mencapai
kemampuan keterampilan yang diinginkan. Klasifikasi kata kerja berdasarkan aspek kognitif,
Afektif dan Psikomotorik disajikan dalam tabel 2, 3, dan 4.
Tabel 2 : Kata Kerja Ranah Kognitif
Pengetahuan
|
Pemahaman
|
Penerapan
|
Analisis
|
Sintesis
|
Penilaian
|
Mengutip
Menyebutkan
Menjelaskan
Menggambar
Membilang
Mengidentifikasi
Mendaftar
Menunjukkan
Memberi label
Memberi indeks
Memasangkan
Menamai
Menandai
Membaca
Menyadari
Menghafal
Meniru
Mencatat
Mengulang
Mereproduksi
Meninjau
Memilih
Menyatakan
Mempelajari
Mentabulasi
Memberi kode
Menelusuri
Menulis
|
Memperkirakan
Menjelaskan
Mengkategorikan
Mencirikan
Merinci
Mengasosiasikan
Membandingkan
Menghitung
Mengkontraskan
Mengubah
Mempertahankan
Menguraikan
Menjalin
Membedakan
Mendiskusikan
Menggali
Mencontohkan
Menerangkan
Mengemukakan
Mempolakan
Memperluas
Menyimpulkan
Meramalkan
Merangkum
Menjabarkan
|
Menugaskan
Mengurutkan
Menentukan
Menerapkan
Menyesuaikan
Mengkalkulasi
Memodifikasi
Mengklasifikasi
Menghitung
Membangun
Membiasakan
Mencegah
Menentukan
Menggambarkan
Menggunakan
Menilai
Melatih
Menggali
Mengemukakan
Mengadaptasi
Menyelidiki
Mengoperasikan
Mempersoalkan
Mengkonsepkan
Melaksanakan
Meramalkan
Memproduksi
Memproses
Mengaitkan
Menyusun
Mensimulasikan
Memecahkan
Melakukan
Mentabulasi
Memproses
Meramalkan
|
Menganalisis
Mengaudit
Memecahkan
Menegaskan
Mendeteksi
Mendiagnosis
Menyeleksi
Merinci
Menominasikan
Mendiagramkan
Megkorelasikan
Merasionalkan
Menguji
Mencerahkan
Menjelajah
Membagankan
Menyimpulkan
Menemukan
Menelaah
Memaksimalkan
Memerintahkan
Mengedit
Mengaitkan
Memilih
Mengukur
Melatih
Mentransfer
|
Mengabstraksi
Mengatur
Menganimasi
Mengumpulkan
Mengkategorikan
Mengkode
Mengombinasikan
Menyusun
Mengarang
Membangun
Menanggulangi
Menghubungkan
Menciptakan
Mengkreasikan
Mengoreksi
Merancang
Merencanakan
Mendikte
Meningkatkan
Memperjelas
Memfasilitasi
Membentuk
Merumuskan
Menggeneralisasi
Menggabungkan
Memadukan
Membatas
Mereparasi
Menampilkan
Menyiapkan Memproduksi
Merangkum
Merekonstruksi
|
Membandingkan
Menyimpulkan
Menilai
Mengarahkan
Mengkritik
Menimbang
Memutuskan
Memisahkan
Memprediksi
Memperjelas
Menugaskan
Menafsirkan
Mempertahankan
Memerinci
Mengukur
Merangkum
Membuktikan
Memvalidasi
Mengetes
Mendukung
Memilih
Memproyeksikan
|
Tabel 3. Kata Kerja Ranah Afektif
Menerima
|
Menanggapi
|
Menilai
|
Mengelola
|
Menghayati
|
Memilih
Mempertanyakan
Mengikuti
Memberi
Menganut
Mematuhi
Meminati
|
Menjawab
Membantu
Mengajukan
Mengompromikan
Menyenangi
Menyambut
Mendukung
Menyetujui
Menampilkan
Melaporkan
Memilih
Mengatakan
Memilah
Menolak
|
Mengasumsikan
Meyakini
Melengkapi
Meyakinkan
Memperjelas
Memprakarsai
Mengimani
Mengundang
Menggabungkan
Mengusulkan
Menekankan
Menyumbang
|
Menganut
Mengubah
Menata
Mengklasifikasikan
Mengombinasikan
Mempertahankan
Membangun
Membentuk pendapat
Memadukan
Mengelola
Menegosiasi
Merembuk
|
Mengubah perilaku
Berakhlak mulia
Mempengaruhi
Mendengarkan
Mengkualifikasi
Melayani
Menunjukkan
Membuktikan
Memecahkan
|
Tabel 4. Kata Kerja
Ranah Psikomotorik
Menirukan
|
Memanipulasi
|
Pengalamiahan
|
Artikulasi
|
Mengaktifkan
Menyesuaikan
Menggabungkan
Melamar
Mengatur
Mengumpulkan
Menimbang
Memperkecil
Membangun
Mengubah
Membersihkan
Memposisikan
Mengonstruksi
|
Mengoreksi
Mendemonstrasikan
Merancang
Memilah
Melatih
Memperbaiki
Mengidentifikasikan
Mengisi
Menempatkan
Membuat
Memanipulasi
Mereparasi
Mencampur
|
Mengalihkan
Menggantikan
Memutar
Mengirim
Memindahkan
Mendorong
Menarik
Memproduksi
Mencampur
Mengoperasikan
Mengemas
Membungkus
|
Mengalihkan
Mempertajam
Membentuk
Memadankan
Menggunakan
Memulai
Menyetir
Menjeniskan
Menempel
Menseketsa
Melonggarkan
Menimbang
|
B.
Menganalisis Karakteristik Mata Pelajaran, Peserta Didik,
dan Sekolah
Pengembangan indikator mempertimbangkan
karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah karena indikator
menjadi acuan dalam penilaian. Sesuai Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005,
karakteristik penilaian kelompok mata pelajaran adalah sebagai berikut.
Kelompok Mata Pelajaran
|
Mata Pelajaran
|
Aspek yang Dinilai
|
Agama dan Akhlak Mulia
|
Pendidikan Agama
|
Afektif dan Kognitif
|
Kewarganegaraan dan Kepribadian
|
Pendidikan Kewarganegaraan
|
Afektif dan Kognitif
|
Jasmani Olahraga dan Kesehatan
|
Penjas Orkes
|
Psikomotorik, Afektif, dan Kognitif
|
Estetika
|
Seni Budaya
|
Afektif dan Psikomotorik
|
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
|
Matematika, IPA, IPS
Bahasa, dan TIK.
|
Afektif,
Kognitif, dan/atau Psikomotorik sesuai
karakter mata pelajaran
|
Setiap mata pelajaran memiliki
karakteristik tertentu yang membedakan dari mata pelajaran lainnya. Perbedaan
ini menjadi pertimbangan penting dalam mengembangkan indikator. Karakteristik
mata pelajaran bahasa yang terdiri dari aspek mendengar, membaca, berbicara dan
menulis sangat berbeda dengan mata pelajaran matematika yang dominan pada aspek
analisis logis. Guru harus melakukan kajian mendalam mengenai karakteristik
mata pelajaran sebagai acuan mengembangkan indikator. Karakteristik mata
pelajaran dapat dikaji pada dokumen standar isi mengenai tujuan, ruang lingkup
dan SK serta KD masing-masing mata pelajaran.
Pengembangkan indikator memerlukan
informasi karakteristik peserta didik yang unik dan beragam. Peserta didik
memiliki keragaman dalam intelegensi dan
gaya belajar. Oleh karena itu indikator selayaknya mampu mengakomodir
keragaman tersebut. Peserta didik dengan karakteristik unik visual-verbal atau
psiko-kinestetik selayaknya diakomodir dengan penilaian yang sesuai sehingga
kompetensi siswa dapat terukur secara proporsional. Sebagai contoh dalam mata
pelajaran fisika terdapat indikator sebagai berikut:
1.
Membuat model atom Thomson, Rutherford, dan Niels Bohr
dengan menggunakan bahan kertas, steroform, atau lilin mainan.
2.
Memvisualisasikan perbedaan model atom Thomson,
Rutherford, dan Niels Bohr.
Indikator pertama tidak mengakomodir
keragaman karakteristik peserta didik karena siswa dengan intelegensi dan gaya
belajar visual verbal dapat mengekspresikan melalui cara lain, misalnya melalui
lukisan atau puisi.
Karakteristik sekolah
dan daerah menjadi acuan dalam pengembangan indikator karena target pencapaian sekolah tidak
sama. Sekolah kategori tertentu yang melebihi
standar minimal dapat mengembangkan indikator lebih tinggi. Termasuk
sekolah bertaraf internasional dapat mengembangkan indikator dari SK dan KD dengan mengkaji tuntutan kompetensi sesuai
rujukan standar internasional yang digunakan. Sekolah dengan keunggulan
tertentu juga menjadi pertimbangan dalam mengembangkan indikator.
C.
Menganalisis Kebutuhan dan Potensi
Kebutuhan dan potensi peserta didik,
sekolah dan daerah perlu dianalisis untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam
mengembangkan indikator. Penyelenggaraan pendidikan seharusnya dapat melayani
kebutuhan peserta didik, lingkungan, serta mengembangkan potensi peserta didik
secara optimal. Peserta didik mendapatkan pendidikan sesuai dengan potensi dan
kecepatan belajarnya, termasuk tingkat potensi yang diraihnya.
Indikator juga harus dikembangkan guna
mendorong peningkatan mutu sekolah di masa yang akan datang, sehingga
diperlukan informasi hasil analisis potensi sekolah yang berguna untuk
mengembangkan kurikulum melalui pengembangan indikator.
D.
Merumuskan Indikator
Dalam merumuskan indikator perlu
diperhatikan beberapa ketentuan sebagai berikut:
1.
Setiap KD dikembangkan sekurang-kurangnya menjadi tiga
indikator
2.
Keseluruhan indikator memenuhi tuntutan kompetensi yang
tertuang dalam kata kerja yang digunakan dalam SK dan KD. Indikator harus
mencapai tingkat kompetensi minimal KD dan dapat dikembangkan melebihi
kompetensi minimal sesuai dengan potensi dan kebutuhan peserta didik.
3.
Indikator yang dikembangkan harus menggambarkan hirarki
kompetensi.
4.
Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua aspek,
yaitu tingkat kompetensi dan materi pembelajaran.
5.
Indikator harus dapat mengakomodir karakteristik mata
pelajaran sehingga menggunakan kata kerja operasional yang sesuai. Contoh kata
kerja yang dapat digunakan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran tersaji
dalam lampiran 1.
6.
Rumusan indikator dapat dikembangkan menjadi beberapa
indikator penilaian yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan/atau
psikomotorik.
E.
Mengembangkan Indikator Penilaian
Indikator penilaian merupakan pengembangan
lebih lanjut dari indikator (indikator pencapaian kompetensi). Indikator
penilaian perlu dirumuskan untuk dijadikan pedoman penilaian bagi guru, peserta
didik maupun evaluator di sekolah. Dengan demikian indikator penilaian bersifat
terbuka dan dapat diakses dengan mudah oleh warga sekolah. Setiap penilaian
yang dilakukan melalui tes dan non-tes harus sesuai dengan indikator penilaian.
Indikator penilaian menggunakan kata kerja
lebih terukur dibandingkan dengan indikator (indikator pencapaian kompetensi).
Rumusan indikator penilaian memiliki batasan-batasan tertentu sehingga dapat
dikembangkan menjadi instrumen penilaian dalam bentuk soal, lembar pengamatan,
dan atau penilaian hasil karya atau produk, termasuk penilaian diri.
Pengembangan
indikator dapat menggunakan format seperti contoh berikut.
Kompetensi
Dasar/Indikator
|
Indikator Penilaian
|
Bentuk
|
3.2 Mendeskripsikan perkembangan teori atom
· Mendeskripsikan karakteristik teori atom Thomson, Rutherford,
Niels Bohr, dan mekanika kuantum
· Menghitung perubahan energi elektron yang mengalami eksitasi
· Menghitung panjang gelombang terbesar dan terkecil pada deret
Lyman, Balmer, dan Paschen pada spectrum atom hidrogen
|
· Siswa dapat
memvisualisasikan bentuk
atom Thomson, Rutherford, dan Bohr
· Siswa dapat menunjukkan sikap kerjasama,
minat dan kreativitas, serta komitmen melaksanakan tugas dalam kerja kelompok
·
Siswa dapat menunjukkan kelemahan dari teori atom Thomson, Rutherford, atau Niels Bohr
·
Siswa dapat menghitung energi dan momentum sudut
electron berdasarkan teori atom Bohr
·
Siswa dapat menghitung besar momentum sudut berdasarkan
teori atom mekanika kuantum
·
Siswa dapat menghitung panjang gelombang atau frekuensi terbesar dari deret Lyman, Balmer,
atau Paschen
·
Siswa dapat menerapkan konsep energi ionisasi, energi
foton, dan/ atau energi foton berdasarkan data dan deskripsi elektron dalam
atom.
|
Penilaian hasil karya/produk
Penilaian sikap
Tes tertulis
Tes tertulis
Tes tertulis
Tes tertulis
Tes tertulis
|
F.
Manfaat Indikator Penilaian
Indikator Penilaian bermanfaat bagi :
- Guru dalam mengembangkan kisi-kisi penilaian yang dilakukan melalui tes (tes tertulis seperti ulangan harian, ulangan tengah semester, dan ulangan akhir semester, tes praktik, dan/atau tes perbuatan) maupun non-tes.
- Peserta didik dalam mempersiapkan diri mengikuti penilaian tes maupun non-tes. Dengan demikian siswa dapat melakukan self assessment untuk mengukur kemampuan diri sebelum mengikuti penilaian sesungguhnya.
- Pimpinan sekolah dalam memantau dan mengevaluasi keterlaksanaan pembelajaran dan penilaian di kelas.
- Orang tua dan masyarakat dalam upaya mendorong pencapaian kompetensi siswa lebih maksimal.
DAFTAR
PUSTAKA
Harrow, A. J. (1972).
A taxonomy of the psychomotor domain: A
guided for developing behavioral objective. New York:
David Mc Key Company.
Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi
Ketiga (2002). Jakarta: Balai
Pustaka
Mardapi, Dj. dan
Ghofur, A, (2004). Pedoman Umum Pengembangan Penilaian; Kurikulum
Berbasis Kompetensi SMA. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah
Umum.
Mehrens, W.A, and
Lehmann, I.J, (1991). Measurement and Evaluation in Education and
Psychology. Fort Woth: Holt, Rinehart and Winston, Inc.
Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Jakarta:
Fokus Media.
Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 14 tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen
Pendidikan Nasional. Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan
Dasar dan Menengah.
Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar
Isi, Jakarta, 2006.
Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar
Kompetensi Lulusan, Jakarta, 2006.
Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan
Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 6 Tahun
2007. Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.
Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 25 tahun 2006 tentang Rincian Tugas Unit Kerja
di Lingkungan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta:
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.
Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2007 tentang tentang
Standar Penilaian Pendidikan.
Popham,W.J., (1999). Classroon
Asessment: What teachers need to know. Mass: Allyn-Bacon.
Undang-Undang Nomor
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Fokus
Media.
Lampiran 1
Contoh Kata Kerja Operasional
Sesuai dengan Karakteristik Matapelajaran
Berhubungan dengan Prilaku Sosial
§
Menerima (accept)
§
Mengakui/menerima
sesuatu (admit)
§
Menyetujui (agree)
§
Membantu (aid)
§
Membolehkan/menyediakan/memberikan
(allow)
§
Menjawab (answer)
§
Menjawab/mengemukakan
pendapat dengan alasan-alasan (argue)
§
Mengkomunikasikan (communicate)
§
Memberi
pujian/mengucapkan selamat (compliment)
§ Menyumbang (contribute)
§ Bekerjasama (cooperate)
§ Berdansa (dance)
§ Menolak /menidaksetujui (disagree)
§ Mendiskusikan (discuss)
§ Memaafkan (excuse)
§ Memaafkan (forgive)
§ Menyambut/menyalami (greet)
§ Menolong/membantu (help)
§ Berinteraksi/melakukan interaksi (interact)
§ Mengundang (invite)
§ Menggabung (joint)
§ Menertawakan (laugh)
§ Menemukan (meet)
§ Berperanserta (participate)
§ Mengizinkan/membolehkan (permit)
§ Memuji-muji (praise)
§ Bereaksi (react)
§ Menjawab/menyahut (reply)
§ Tersenyum (smile)
§ Berbicara (talk)
§ Berterimakasih (thank)
§ Berkunjung (visit)
§ Bersukarela (volunteer)
Berhubungan dengan
Kompetensi Berpikir tingkat Tinggi
(complex, logical,
judgmental behaviors)
§
Menganalisis (analyze)
§
Menghargai (appraise)
§
Menilai (assess)
§
Mengkombinasikan (combine)
§
Membandingkan (compare)
§
Menyimpulkan (conclude)
§
Mengkontraskan (contrast)
§ Mengkritik (critize)
§
Menarik kesimpulan (deduce)
§
Membela/mempertahankan
(defend)
§
Menunjukkan /
menandakan (designate)
§
Menentukan (determine)
§
Mencari /menjelajah (discover)
§
Mengevaluasi (evaluate)
§
Merumuskan (formulate)
§
Membangkitkan/menghasilkan/menyebabkan
(generate)
§
Membujuk/menyebabkan
(induce)
§
Menduga/Mengemukan
pendapat/mengambil kesimpulan (infer)
§
Merencanakan (plan)
§
Menyusun (structure)
§
Menggantikan (substitute)
§ Menyarankan (suggest)
§
Memilih (choose)
§
Mengumpulkan (collect)
§
Mendefinisikan (define)
§
Menjelaskan sesuatu (describe)
§
Mendeteksi (detect)
§
Membedakan antara 2
macam (differentiate)
§
Membedakan/Memilih-milih
(discriminate)
§
Membedakan sesuatu (distinguish)
§
Mengidentifikasi (identify)
§
Mengindikasi (indicate)
§
Mengisolasi (isolate)
§
Mendaftarkan (list)
§
Memadukan (match)
§
Meniadakan (omit)
§
Mengurutkan (order)
§
Mengambil (pick)
§
Menempatkan (place)
§
Menunjuk (point)
§
Memilih (select)
§ Memisahkan (separate)
Berhubungan dengan Kompetensi Musik (seni)
§
Meniup (blow)
§
Menundukkan kepala (bow)
§
Bertepuk (clap)
§
Menggubah /menyusun (compose)
§
Menyentuh (finger)
§
Memadankan/berpadanan
(harmonize)
§
Menyanyi
kecil/bersenandung (hum)
§
Membisu (mute)
§ Memainkan (play)
§ Memetik (misal gitar) (pluck)
§ Mempraktikkan (practice)
§ Menyanyikan (sing)
§ Memetik/mengetuk-ngetuk (strum)
§ Mengetuk (tap)
§ Bersiul (whistle)
Berhubungan dengan Kompetensi Berbahasa
§ Menyingkat/memendekkan (abbreviate)
§
Memberi tekanan pada
sesuatu /menekankan (accent)
§
Mengabjad/menyusun
menurut abjad (alphabetize)
§
Mengartikulasikan/
mengucapkan kata-kata dengan jelas (articulate)
§
Memanggil (call)
§
Menulis dengan huruf
besar (capitalize)
§
Menyunting/mengedit (edit)
§
Menghubungkan dengan
garis penghubung (hyphenate)
§
Memasukkan (beberapa
spasi) /melekukkan (indent)
§
Menguraikan/memperlihatkan
garis bentuk/ menggambar denah atau peta (outline)
§
Mencetak (print)
§
Membaca (read)
§
Mendeklamasikan/membawakan/mencerita-kan
(recite)
§
Mengatakan (say)
§
Menandai (sign)
§
Berbicara (speak)
§
Mengeja (spell)
§
Menyatakan (state)
§
Menyimpulkan (summarize)
§
Membagi atas
suku-suku kata (syllabicate)
§
Menceritakan (tell)
§
Menerjemahkan (translate)
§
Mengungkapkan dengan
kata-kata (verbalize)
§
Membisikkan (whisper)
§
Mengucapkan/melafalkan/menyatakan
(pronounce)
§
Memberi atau
membubuhkan tanda baca (punctuate)
§ Menulis (write)
Berhubungan dengan Kompetensi Drama
§
Berakting/berperilaku
(act)
§
Menjabat/mendekap/
menggengam (clasp)
§
Menyeberang/melintasi/
berselisih (cross)
§
Menunjukkan/mengatur/
menyutradarai (direct)
§
Memajangkan (display)
§
Memancarkan (emit)
§
Memasukkan (enter)
§
Mengeluarkan (i
§
Mengekspresikan (express)
§ Meniru (imitate)
§
Meninggalkan (leave)
§
Menggerakkan (move)
§
Berpantomim/Meniru
gerak tanpa suara (pantomime)
§
Menyampaikan/menyuguhkan/
mengulurkan/melewati (pass)
§
Memainkan/melakukan (perform)
§
Meneruskan/memulai/beralih
(proceed)
§
Menanggapi/menjawab/
menyahut (respond)
§
Memperlihatkan/Menunjukkan
(show)
§
Mendudukkan (sit)
§ Membalik/memutar/mengarahkan/mengubah/
membelokkan (turn)
Berhubungan dengan Kompetensi Seni Lukis
§ Memasang (assemble)
§ Mencampur (blend)
§ Menyisir/menyikat (brush)
§ Membangun (build)
§ Mengukir (carve)
§ Mewarnai (color)
§ Mengkonstruk/membangun(construct)
§ Memotong (cut)
§ Mengoles (dab)
§ Menerangkan (dot)
§ Menggambar (draw)
§ Mengulang-ulang/melatih (drill)
§ Melipat (fold)
§ Membentuk (form)
§ Menggetarkan/memasang (frame)
§ Memalu (hammer)
§ Menangani (handle)
§ Menggambarkan (illustrate)
§ Mencairkan (melt)
§ Mencampur (mix)
§ Memaku (nail)
§ Mengecat (paint)
§ Menepuk (pat)
§ Menggosok (polish)
§ Menuangkan (pour)
§ Menekan (press)
§
Menggulung (roll)
§
Menggosok/ menyeka (rub)
§
Menggergaji (saw)
§
Memahat (sculpt)
§
Menyampaikan/melempar
(send)
§ Mengocok (shake)
§ Membuat sketsa (sketch)
§ Menghaluskan (smooth)
§ Mengecap/menunjukkan (stamp)
§ Melengketkan (stick)
§
Mengaduk (stir)
§
Meniru/menjiplak (trace)
§
Menghias/memangkas
(trim)
§
Merengas/memvernis
(varnish)
§ Melekatkan/menempelkan/merekatkan (paste)
§
Menyeka/menghapuskan/
membersihkan (wipe)
§ Membungkus (wrap)
Berhubungan dengan Kompetensi Fisik
(Jasmani)
§
Melengkungkan (arch)
§
Memukul (bat)
§
Menekuk/melipat/
membengkokkan (bend)
§ Mengangkat/membawa (carry)
§ Menangkap (catch)
§
Mengejar/memburu
(chase)
§
Memanjat (climb)
§
Menghadap (face)
§
Mengapung (float)
§
Merebut/menangkap/
mengambil (grab)
§ Merenggut/memegang/ menyambar/merebut (grasp)
§ Memegang erat-erat (grip)
§ Memukul/menabrak (hit)
§ Melompat/meloncat (hop)
§ Melompat (jump)
§ Menendang (kick)
§ Mengetuk (knock)
§ Mengangkat/mencabut i
§ Berbaris (march)
§ Melempar/memasangkan/memancangkan/menggantungkan
(pitch)
§ Menarik (pull)
§ Mendorong (push)
§ Berlari (run)
§ Mengocok (shake)
§ Bermain ski (ski)
§ Meloncat (skip)
§ Berjungkirbalik (somersault)
§ Berdiri (stand)
§ Melangkah (step)
§ Melonggarkan/merentangkan (stretch)
§ Berenang (swim)
§ Melempar (throw)
§ Melambungkan/melontarkan (toss)
§ Berjalan (walk)
Berhubungan dengan Perilaku Kreatif
§ Mengubah (alter)
§ Menanyakan (ask)
§ Mengubah (change)
§ Merancang (design)
§ Menggeneralisasikan (generalize)
§ Memodifikasi (modify)
§
Menguraikan dengan
kata-kata sendiri (paraphrase)
§ Meramalkan (predict)
§ Menanyakan (question)
§ Menyusun kembali (rearrange)
§
Mengkombinasikan
kembali (recombine)
§
Mengkonstruk kembali
(reconstruct)
§
Mengelompokkan
kembali (regroup)
§
Menamakan kembali (rename)
§ Menyusun kembali (reorder)
§ Mengorganisasikan kembali (reorganize)
§ Mengungkapkan kembali (rephrase)
§ Menyatakan kembali (restate)
§
Menyusun kembali (restructure)
§
Menceritakan kembali (retell)
§
Menuliskan kembali (rewrite)
§ Menyederhanakan (simplify)
§ Mengsintesis (synthesize)
§ Mengsistematiskan (systematize)
Berhubungan dengan Kompetensi Matematika
§
Menambah (add)
§
Membagi dua (bisect)
§
Menghitung/mengkalkulasi
(calculate)
§
Mencek/meneliti (check)
§
Membatasi (circumscribe)
§
Menghitung/mengkomputasi
(compute)
§
Menghitung (count)
§
Memperbanyak (cumulate)
§
Mengambil dari (derive)
§
Membagi (divide)
§
Memperkirakan (estimate)
§
Menyarikan/menyimpulkan
(extract)
§
Memperhitungkan (extrapolate)
§
Membuat grafik (graph)
§ Mengelompokkan (group)
§ Memadukan/mengintegrasikan (integrate)
§ Menyisipkan/menambah (interpolate)
§ Mengukur (measure)
§ Mengalikan/memperbanyak (multiply)
§
Menomorkan (number)
§
Membuat peta (plot)
§
Membuktikan (prove)
§
Mengurangi (reduce)
§
Memecahkan (solve)
§
Mengkuadratkan(square)
§
Mengurangi (substract)
§
Menjumlahkan (sum)
§
Mentabulasi (tabulate)
§ Mentally (tally)
§ Memverifikasi (verify)
Berhubungan dengan Kompetensi Sains
§
Menjajarkan (align)
§
Menerapkan (apply)
§
Melampirkan (attach)
§
Menyeimbangkan (balance)
§
Mengkalibrasi (calibrate)
§ Melaksanakan (conduct)
§
Menghubungkan (connect)
§
Mengganti (convert)
§
Mengurangi (decrease)
§
Mempertunjukkan/memperlihatkan
(demonstrate)
§
Membedah (dissect)
§ Memberi makan (feed)
§ Menumbuhkan (grow)
§ Menambahkan/meningkatkan (increase)
§ Memasukkan/menyelipkan (insert)
§ Menyimpan (keep)
§ Memanjangkan (lenghthen)
§ Membatasi (limit)
§ Memanipulasi (manipulate)
§ Mengoperasikan (operate)
§ Menanamkan (plant)
§ Menyiapkan (prepare)
§ Memindahkan(remove)
§ Menempatkan kembali(replace)
§ Melaporkan (report)
§ Mengatur ulang (reset)
§ Mengatur (set)
§ Menentukan/menetapkan (specify)
§ Meluruskan (straighten)
§ Mengukur waktu (time)
§ Mentransfer (transfer)
§ Membebani/memberati (weight)
Berhubungan dengan Kompetensi Umum,
Kesehatan, dan Keamanan
§ Mengancingi (button)
§ Membersihkan (clean)
§ Menjelaskan (clear)
§ Menutup (close)
§ Menyikat/menyisir(comb)
§ Mencakup (cover)
§ Mengenakan/menyarungi (dress)
§ Minum (drink)
§
Makan (eat)
§
Menghapus (eliminate)
§
Mengosongkan (empty)
§
Mengetatkan/melekatkan
(fasten)
§
Mengisi/memenuhi/melayani
/membuat (fill)
§
Melintas/berjalan (go)
§
Mengikat
tali/menyusuri (lace)
§
Menumpuk/menimbun (stack)
§
Menghentikan (stop)
§
Merasakan (taste)
§
Mengikat/membebat (tie)
§
Tidak mengancingi (unbutton)
§
Membuka/menanggalkan
(uncover)
§
Menyatukan (unite)
§ Membuka (unzip)
§ Menunggu (wait)
§ Mencuci (wash)
§ Memakai (wear)
§ Menutup (zip)
+ komentar + 1 komentar
Play the best casino games with Free Spins and Bonus codes
The Best 원주 출장안마 Casino Online Games for 2020 · 안동 출장안마 1. 평택 출장샵 Ignition Casino · 2. 제주도 출장마사지 InterTops Casino · 3. Red Dog 경기도 출장마사지 Casino · 4. SuperSlots Casino.